Mengenal Istilah - Istilah Islam Dalam Bidang Aqidah
Mengenal Istilah - Istilah Islam Dalam Bidang Aqidah |
A.
Pengertian Aqidah Islamiyyah
Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan
bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan
taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya. Rasul–rasulnya
kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimanai seluruh apa
apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara
yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi Ijma' (konsensus) dari Salafush
Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun
secara amaliyah yang telah datetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang
shahih serta ijma' Salafush Shalih.
B. Beberapa Istilah Lain Aqidah Islam
Adapun
penamaan ‘aqidah atau istilah lain ‘aqidah islam Menurut Ahlus Sunnah dan
menurut selain Ahlus Sunnah.
a. Istilah Aqidah Menurut Ahlus Sunnah
Nama-nama
‘aqidah menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sinonimnya aqidah Islamiyyah
mempunyai nama lain, di antaranya, Al-Iman, I’tiqaad, Tauhid, As-Sunnah,
Ushuluddiin, Al-Fiqbul Akbar dan Asy-Syari'iah.
1. Al-Iman
‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam
Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ‘aqidah
membahas rukun iman yang enam dan hal-hal
yang berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits
yang masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus
Sunnah sering menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.
2.
‘Aqidah
(I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)
Para
ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah Salaf:
‘Aqidah Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.
3. Tauhid
‘Aqidah dinamakan
dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau pengesaan
kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid
merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya.
Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut
ulama Salaf.
4. As-Sunnah
As-Sunnah artinya
jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan
yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat
Radhiyallahu anhum di dalam masalah ‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah
masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.
5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya
rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta
hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.
6. Al-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain
Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu kumpulan hukum-hukum
ijtihadi.
7. Asy-Syari’ah
Maksudnya adalah
segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya
berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin
(masalah-masalah ‘aqidah).
b. Istilah Lain ‘aqidah Menurut Selain Ahlus sunnah
Ada
beberapa istilah lain yang dipakai oleh firqah (sekte) selain Ahlus Sunnah
sebagai nama dari ilmu ‘aqidah, dan yang paling terkenal di antaranya adalah:
1. Ilmu
Kalam
Penamaan
ini dikenal di seluruh kalangan aliran teologis mu-takallimin (pengagung ilmu
kalam), seperti aliran Mu’tazilah, Asyaa’irah dan kelompok yang sejalan dengan
mereka. Nama ini tidak boleh dipakai, karena ilmu Kalam itu sendiri merupakan
suatu hal yang baru lagi diada-adakan dan mempunyai prinsip taqawwul
(mengatakan sesuatu) atas Nama Allah dengan tidak dilandasi ilmu.
Kalam
berarti kata-kata. Ilmu kalam secara harfiah berarti ilmu tentang kata-kata. Al-Farabi mendefinisikan
ilmu kalam sebagai berikut: “Ilmu Kalam adalah sebuah disiplin ilmu yang
membahas Dzat dan sifat-sifat Allah serta eksistensi semua yang mungkin, mulai
yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang
berlandaskan doktrin agama Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu
ketuhanan secara filosofis…”
Sedangkan Ibnu
Kaldun mendefinisikan ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai
argumentasi tentang aqidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional. Dan
menurut Syekh Muhammad Abduh Ilmu Kalam adalah ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap bagi-Nya,
sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang wajib
yang ditiadakan dari pada-Nya. Dan juga membahas tentang Rasulullah untuk
menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada padanya, hal-hal yang jaiz
dihubungkan pada diri mereka dan hal-hal yang terlarang menghubungkan pada diri
mereka. Musthafa Abdul Raziq juga berkomentar bahwa ilmu kalam
adalah yang berkaitan dengan aqidah imani ini sesungguhnya dibanngun di atas
argumentasi-argumentasi rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan aqidah
Islami ini bertolak atas bantuan nalar.
2. Filsafat
Istilah
ini dipakai oleh para filosof dan orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah
nama yang tidak boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena dasar filsafat itu adalah
khayalan, rasionalitas, fiktif dan pandangan-pandangan khurafat tentang hal-hal
yang ghaib.
3. Tashawwuf
Istilah
ini dipakai oleh sebagian kaum Shufi, filosof, orientalis serta orang-orang
yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam
‘aqidah, karena merupakan pe-namaan yang baru lagi diada-adakan. Di dalamnya
terkandung igauan kaum Shufi, klaim-klaim dan pengakuan-pengakuan khurafat
mereka yang dijadikan sebagai rujukan dalam ‘aqidah.
Penamaan Tashawwuf dan Shufi tidak dikenal pada awal Islam. Penamaan ini
terkenal (ada) setelah itu atau masuk ke dalam Islam dari ajaran agama dan
keyakinan selain Islam.
Dr. Shabir Tha’imah memberi komentar dalam kitabnya, ash-Shuufiyyah
Mu’taqadan wa Maslakan: “Jelas bahwa Tashawwuf dipengaruhi oleh kehidupan para
pendeta Nasrani, mereka suka memakai pakaian dari bulu domba dan berdiam di
biara-biara, dan ini banyak sekali. Islam memutuskan
kebiasaan ini ketika ia membebaskan setiap negeri dengan tauhid. Islam
memberikan pengaruh yang baik terhadap kehidupan dan memperbaiki tata cara
ibadah yang salah dari orang-orang sebelum Islam.”
Syaikh Dr. Ihsan
Ilahi Zhahir (wafat th. 1407 H) rahimahullah berkata di dalam bukunya
at-Tashawwuful-Mansya’ wal Mashaadir: “Apabila kita memperhatikan dengan teliti
tentang ajaran Shufi yang pertama dan terakhir (belakangan) serta
pendapat-pendapat yang dinukil dan diakui oleh mereka di dalam kitab-kitab
Shufi baik yang lama maupun yang baru, maka kita akan melihat dengan jelas
perbedaan yang jauh antara Shufi dengan ajaran Al-Qur-an dan As-Sunnah. Begitu
juga kita tidak pernah melihat adanya bibit-bibit Shufi di dalam perjalanan
hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat beliau Radhiyallahu
anhum, yang mereka adalah (sebaik-baik) pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari
para hamba-Nya (setelah para Nabi dan Rasul). Sebaliknya, kita bisa melihat
bahwa ajaran Tashawwuf diambil dari para pendeta Kristen, Brahmana, Hindu,
Yahudi, serta ke-zuhudan Budha, konsep asy-Syu’ubi di Iran yang merupakan
Majusi di periode awal kaum Shufi, Ghanusiyah, Yunani, dan pemikiran
Neo-Platonisme, yang dilakukan oleh orang-orang Shufi belakangan.”
Syaikh ‘Abdurrahman
al-Wakil rahimahullah berkata di dalam kitabnya, Mashra’ut Tashawwuf:
“Sesungguhnya Tashawwuf itu adalah tipuan (makar) paling hina dan tercela.
Syaithan telah membuat hamba Allah tertipu dengannya dan memerangi Allah Azza
wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya Tashawwuf
adalah (sebagai) kedok Majusi agar ia terlihat sebagai seorang yang ahli
ibadah, bahkan juga kedok semua musuh agama Islam ini. Bila diteliti lebih
mendalam, akan ditemui bahwa di dalam ajaran Shufi terdapat ajaran Brahmanisme,
Budhisme, Zoroasterisme, Platoisme, Yahudi, Nasrani dan Paganisme.”
4. Ilaahiyyat (Teologi)
Illahiyat adalah kajian ‘aqidah dengan metodologi
filsafat. Ini adalah nama yang dipakai oleh mutakallimin, para filosof, para
orientalis dan para pengikutnya. Ini juga merupakan penamaan yang salah
sehingga nama ini tidak boleh dipakai, karena yang mereka maksud adalah
filsafatnya kaum filosof dan penjelasan-penjelasan kaum mutakallimin tentang
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut persepsi mereka.
5. Kekuatan di Balik Alam Metafisik
Sebutan ini dipakai oleh para filosof dan para
penulis Barat serta orang-orang yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak
boleh dipakai, karena hanya berdasar pada pemikiran manusia semata dan
bertentangan dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah.
Banyak orang yang menamakan apa yang mereka yakini
dan prinsip-prinsip atau pemikiran yang mereka anut sebagai keyakinan sekalipun
hal itu palsu (bathil) atau tidak mempunyai dasar (dalil) ‘aqli maupun naqli.
Sesungguhnya ‘aqidah yang mempunyai pengertian yang benar yaitu ‘aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama’ah yang bersumber dari Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih serta Ijma’ Salafush Shalih.
Post a Comment for "Mengenal Istilah - Istilah Islam Dalam Bidang Aqidah"